Karakteristik wilayah jazirah Arab terdiri atas tanah pasir yang bergunung-gunung. Tanah yang berupa padang pasir ini ada nyaris tanpa air sama sekali.
Karena minim air, wilayah Arab tidak dibekali aliran sungai. Masyarakat kuno masa itu kerap mengandalkan aliran air yang datang dari gunung, tangki-tangki, serta sumur-sumur yang ada di padang terbuka. Wilayah yang dipenuhi padang pasir membuat iklim daerah itu panas dan kering.
Dalam buku Sejarah Geografi Qur’an karya Sayid Muzaffaruddin Nadvi, dijelaskan bahwa Arab yang tanpa sungai itu diimbangi dengan arus air yang berasal dari pegunungan untuk menyuplai dan mendukung adanya kehidupan.
Meski minim air, karakteristik wilayah Arab rentan banjir karena dikelilingi mata air yang bersumber dari pegunungan. Raja-raja Arab bahkan kerap membuat bendungan guna menahan dan memanfaatkan pasokan air. Wilayah Makkah dan Ka’bah juga dikenal pernah tertimpa banjir karena terletak di dataran rendah yang dikelilingi gunung dan bukit.
Pada masa permulaan Islam, kotakota di jazirah Arab, seperti Jawf atau Wadi al-Qura, Tabuk, Khaibar, hingga Midian berada dalam kekuasaan kaum Yahudi. Kota-kota tersebut dikenal dengan benteng-bentengnya yang kuat, sebelum akhirnya dapat ditaklukkan kaum Muslimin pada zaman Rasulullah SAW.
Referensi: Islam Diggest/Republika