fbpx

Bangkitnya Industri Pertanian Pada Masa Keemasan Islam

Periode yang dikenal sebagai Masa Keemasan Islam (Islamic Golden Age) berlangsung sejak kira-kira abad ke-8 M hingga abad ke-13 M. Angka tahun persisnya bervariasi, demikian pula dengan istilah yang tepat untuk menggambarkan zaman tersebut.

Ciri paling menonjol dari era ini ialah kelahiran dan pertumbuhan pusat-pusat pengetahuan di mana ilmu-ilmu dari dunia klasik pra-Islam dihidupkan kembali dan berbagai eksperimen baru di bidang sains diadakan. Muncullah para ilmuwan Muslim yang menjadi pemikir penting di bidang ilmu yang digelutinya, misalnya di bidang filsafat, kedokteran, kimia, dan astronomi. Publik sudah cukup banyak tahu tentang posisi kunci pengetahuan saintifik dalam tegaknya Masa Keemasan Islam.

Para sejarawan menyebut bahwa semuanya bermula dari penyebaran Islam yang masif terutama di abad ke-7 M dan ke-8 M dan kemunculan entitas politik Islam yang kuat dan stabil serta mengkover area yang luas. Islam menjangkau wilayah-wilayah di luar jazirah Arab, antara lain mencakup Semenanjung Iberia di Eropa barat daya, Afrika bagian utara, hingga ke Persia dan India. Wilayah kekuasaan yang luas ini, yang ditopang oleh keamanan yang relatif stabil, membuat perkembangan antarwilayah berlangsung dengan aktif dan menguntungkan.

Di sisi lain, hal itu juga memudahkan perpindahan barang dan orang dari satu titik ke titik lainnya. Salah satu jenis barang yang banyak ditransportasikan di masa itu ialah tanaman. Orang-orang yang berpindah di dunia Islam membawa tak hanya diri mereka sendiri, tetapi juga tanaman serta teknik pertanian yang asing bagi wilayah baru yang mereka datangi.

Revolusi pertanian itu berakar pada pengetahuan mendalam soal ilmu tanaman. Landasannya sudah dibangun sejak masa Dinasti Umayyah di Spanyol pada pertengahan abad ke-8 dan seterusnya.

Khalifah al Hakam al Mustansir (berkuasa tahun 961-976) dikenal sangat mencintai pengetahuan, dengan koleksi perpustakaan yang luar biasa dan menginisiasi penerjemahan buku dari bahasa Yunani dan Latin. Buku-buku yang dimilikinya tak hanya berkenaan dengan matematika dan medis, tetapi juga mencakup suatu dokumen berisi daftar panjang berbagai jenis tanaman baru. Satu lagi warisan pentingnya ialah suatu proyek irigasi untuk mengairi tanah-tanah di wilayah kekuasaannya.

Di masa Dinasti Murabithun dan Muwahhidun, lahir ilmuwan-ilmuwan yang berkonsentrasi pada unsur lain yang tak kalah pentingnya di bumi, yaitu tanah. Di antara mereka ada sosok-sosok ilmuwan ahli tanah seperti Ibn Bajjah dan al-Ishbili.

Para ilmuwan pengkaji tanah di masa itu dengan seksama mengamati tanah, lalu mengkategorikannya menjadi berbagai jenis yang berbeda satu sama lainnya. Mereka dipisahkan berdasarkan komposisi pembentuknya.

Dari sana kemudian dilakukan amatan terhadap jenis pupuk yang dapat dipakai untuk membuat kesuburan tanah menjadi optimal. Teknik pertanian model lama yang hanya tergantung kepada peristiwa alam seperti hujan ataupun keberadaan sumber air seperti sungai pun mengalami perubahan.

Sumber: Majalah Suara Muhammadiyah

Leave a Replay

WhatsApp Hubungi Kami