Kisah Mereka Yang Cinta Hartanya

Maka beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi Haji Usman, begitu beliau disapa. Pemilik salah satu usaha batik terkemuka di Yogyakarta.

“Ajarkan kepada kami,Ji,” kata mereka, “bagaimana caranya agar kami seperti Ji Usman, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan… hingga seperti Ji Usman, bershadaqah terasa ringan.”

“Wah, salah alamat!” ,sahut Haji Usman tertawa.

“Lho?” ,mereka penasaran. “Lha iya. Kalian datang pada orang yang salah. Saya ini sangat mencintai harta saya je. Saya sangat mencintai kekayaan saya je” , timpal Haji Usman.

“Saya itu tidak mau berpisah dengan kekayaan saya. Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu. Titip pada masjid, pada anak yatim, pada madrasah, pesantren dan para pejuang fi sabilillah. Alhamdulillah ada yang berkenan diamanati, saya bahagia sekali. Pokoknya besok di akhirat saya mau tagih. Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat di akhirat.”

“Lhaa…!” ____

Masya Allah, demikianlah kekayaan yang sesungguhnya. Kata siapa harta tak bisa dibawa mati ? Niatkanlah semua karena Allah.

Sahabat cendekia, mari ikut berpartisipasi dalam Wakaf Pembangunan Musholla PPQ Ibnu Hajar Sukabumi. Wakaf dapat disalurkan melalui :

Rekening Wakaf BNI Syariah 0262949040 a.n Yayasan Ibnu Hajar Cendekia

Klik bit.ly/LelangPahala utk info selengkapnya.

Leave a Replay

WhatsApp Hubungi Kami