Seiring berkembangnya pertanian, bangsa Arab dan umat Islam pun tertarik dengan botani sebagai sumber pengobatan. Asumsi ini mendorong lahirnya banyaknya penelitian yang dibuat dalam karya tulis dan dinamakan al-Mufradat ath-Thabiyyah. Suatu penelitian yang khusus mengkaji tetumbuhan sebagai sumber obat.
Peradaban Arab dan ensiklopedia peninggalan zaman Abbasiyah membantu membangun pengetahuan kaum muslimin tentang berbagai varian tanaman. Mereka menglasifikasikan tanaman ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Di bidang ekologi tanaman, para ilmuwan Arab mewariskan banyak konsep yang menunjukkan pemahaman mendalam mereka tentang sifat-sifat tanah, topografi, salinitas, dan komposisi fisik.
Orang Arab juga mengakui apa yang sekarang disebut faktor alam atau pengaruh lingkungan. Mereka menyadari bahwa ada atau tidak adanya tanaman tertentu dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya spesies lain. Dan karakteristik tanah juga dapat menentukan spesies endemik. Bermula dari ayat-ayat yang memerintahkan mencari penghidupan dengan bercocok tanam, kaum muslimin mengadakan penelitian hingga sejauh ini. Bagaimana Alquran mendorong umat Islam untuk maju dan membukakan tahap demi tahap tangga ilmu pengetahuan.
Teknik Pertanian dan Kontribusi Umat Islam
Di bidang teknik pertanian, umat Islam mewariskan peninggalan besar. Seperti: bagaimana menggunakan bajak, kincir air, alat penumbuk, dan alat untuk mengangkat air dari sungai. Orang-orang muslim Andalusia memanfaatkan angin untuk menggerakkan alat penggiling biji-bijian dan mengangkut air untuk menyirami tanaman. Kemudian orang-orang Eropa mengadopsi teknologi ini untuk kebutuhan mereka dan juga teknologi lainnya.
Umat Islam telah memberi manfaat bagi seluruh dunia dengan kontribusi besar di berbagai bidang. Tidak ketinggalan juga dalam bidang pertanian.
Sumber : kisahmuslim.com