Dari Abdullah bin Abbas Radhiallaahu ‘anhu berkata, “Salman al-Farisi menceritakan biografinya kepadaku dari mulutnya sendiri. Dia berkata, ‘Aku seorang lelaki Persia dari Isfahan, warga suatu desa bernama Jai. Aku dilahirkan dan membaktikan diri di lingkungan Majusi, sehingga aku sebagai penjaga api yang bertanggung jawab atas nyalanya api dan tidak membiarkannya padam.
Tatkala suatu waktu ia melewati gereja mereka, dan ia mendengar suara mereka sedang shalat maka ia masuk ke dalam gereja itu. Begitu ia melihat mereka, ia kagum dengan shalat mereka. Salman berkata dalam hati, ‘Demi Allah, ini lebih baik dari agama yang kita anut selama ini.’
Hingga pada akhirnya ia dapat meninggalkan kampung halamannya dan ikut bersama para pedagang menuju Syria, untuk mengikuti ajaran agama Nasrani. Ketidakpuasannya terhadap agama Nasrani dan berbekal wasiat pendeta terakhir yang ditemuinya, membawa Salman menuju Madinah.
Salman mendengar kabar kedatangan 16 pemuda di Madinah yang tak lain diantaranya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam. Setelah memperhatikan tanda-tanda kenabian, Salman seraya menangis dan memeluk Rasulullah serta diminta untuk menceritakan perjalanan hidupnya.
Nama Khandaq sendiri diambil dari parit yang dibangun oleh umat Islam berdasarkan gagasan Salman. Berkat parit itulah, umat Islam berhasil mematahkan perlawanan kaum Quraisy. Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadits menyebutkan parit itu memiliki panjang 5.544 meter (5,5 km) dengan lebar 4,62 meter dan kedalaman sekitar 3,234 meter. Setiap 10 sahabat diwajibkan menggali tanah sekitar 40 meter. Dan memakan waktu 10 hari
Jumlah pejuang Islam yang syahid kala itu ada enam orang, sementara pihak lawan sekitar 12 orang.
Rasulullah dan umat Islam kemudian bermunajad, meminta bantuan kepada Allah SWT. Allah pun mengirim bantuan berupa pasukan malaikat dan angin yang kencang, membuat pasukan kaum Quraisy luluh lantak. Peperangan pun dimenangkan umat Islam.
Diolah dari berbagai sumber.
Hubungi Kami